Rabu, 14 Januari 2015

Mengapa Percobaan Medis Selalu Memakai Tikus ?

Mengapa Percobaan Medis Selalu Memakai Tikus ?

Mengapa Percobaan Medis Selalu Memakai Tikus ? - Nyatanya tikus bertindak sangatlah penting dalam percobaan medis. Dari mulai perumusan obat kanker baru sampai pengujian suplemen makanan, tikus bertindak utama dalam keajaiban medis baru.

Bahkan juga, menurut Foundation for Biomedical Research (FBR), 95% hewan laboratorium yaitu tikus. Ilmuwan serta peneliti tergantung pada tikus lantaran sebagian argumen. Satu diantaranya, pengerat ini kecil, gampang disimpan serta dipelihara dan dapat menyesuaikan baik dengan lingkungan baru.

Hewan ini berkembang biak dengan cepat serta berusia pendek (2-3 th.) hingga sebagian generasi tikus bisa dilihat kurun waktu singkat.

Diluar itu, tikus relatif murah serta bisa dibeli dalam jumlah besar dari produsen komersial yang mengembang biakkan pengerat spesial untuk riset. Biasanya, tikus taat serta hewan ini gampang diakukan peneliti, walau terdapat banyak type susah diakukan.

Beberapa besar tikus percobaan medis nyaris sama dengan cara genetis, terkecuali type kelamin. Menurut National Human Genome Research Institute, hal semacam ini menolong menyeragamkan hasil percobaan medis. Juga sebagai prasyarat minimal, tikus mempunyai ras sama.

Argumen lain tikus dipakai juga sebagai jenis uji medis yaitu genetik mereka, karakteristik biologi serta perilakunya sangatlah serupa manusia, serta banyak tanda-tanda keadaan manusia bisa direplikasi pada tikus.

“Tikus adalah mamalia yang mempunyai banyak sistem seperti manusia serta dapat dipakai menjawab pertanyaan banyak riset, ” kata perwakilan National Institutes of Health (NIH) Office of Laboratory Welfare Jenny Haliski.

Sepanjang dua dekade paling akhir, kesamaan itu semakin kuat. Saat ini, ilmuwan bisa meningkatkan ‘tikus transgenik’ yang membawa gen serupa pemicu penyakit manusia. Tikus juga bikin riset efektif lantaran anatomi, fisiologi serta genetikanya dipahami dengan baik oleh peneliti.

Sebagian tikus SCID (severe combined immune deficiency) dengan cara alami terlahir tanpa ada system kekebalan badan serta bisa jadi jenis riset jaringan normal serta ganas manusia. Tersebut misal masalah manusia di mana tikus dipakai juga sebagai jenisnya.

Hipertensi, diabetes, katarak, obesitas, kejang, permasalahan pernapasan, ketulian, parkinson, alzheimer, kanker, cystic fibrosis, HIV serta AIDS, penyakit jantung, muscular dystrophy, cedera kabel spinal.

Tikus juga dipakai untuk pengujian obat anti-kecanduan yang punya potensi mengakhiri kecanduan narkoba.

“Menggunakan hewan utama untuk pemahaman ilmiah system biomedis yang mengarah ke obat, therapy serta pengobatan yang bermanfaat, ” kata Haliski.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar