Minggu, 21 Desember 2014

Membuka Misteri Mumi Frankenstein di Skotlandia

Membuka Misteri Mumi Frankenstein di Skotlandia

Membuka Misteri Mumi Frankenstein di Skotlandia - Sebagian mumi yang  diketemukan di terlepas pantai Skotlandia yaitu paduan sebagian mayat yang mirip Frankenstein, ungkap beberapa peneliti. Kombinasi kerangka itu mungkin saja didesain untuk mengombinasikan sebagian leluhur yang tidak sama sampai jadi satu garis keturunan, tutur arkeolog berspekulasi.

Mayat itu pertama kali diketemukan pada 2001 waktu penggalian dibawah pondasi dari suatu rumah yang diprediksikan berumur 3000 th. di South Uist, suatu pulau di Outer Hebrides samping barat terlepas pantai Skotlandia. Bangunan itu adalah salah satu dari tiga rumah berupa bundar di Cladh Hallan, suatu desa prasejarah yang dinamakan sama dengan pemakaman moderen yang terdapat di dekat situ.

Tempat itu dahulu ditempati pada Masa Perunggu dari 2200 SM sampai 800 SM – beberapa ilmuwan menggali tempat itu untuk pelajari lebih dalam masa tersebut di Inggris, dimana sampai sekarang ini cuma sedikit yang di ketahui.

Beberapa peneliti temukan kerangka seseorang gadis remaja serta anak berumur tiga th. ditempat itu. Meski demikian, dua mayat tampak sangatlah aneh – pria serta wanita itu diketemukan dengan posisi perut yang sangatlah erat seakan-akan mereka diikat dengan keras dahulu, mengingatkan beberapa peneliti perihal “pengikatan mumi” yang dikerjakan di Amerika Selatan serta tempat lain didunia. Mayat itu nampaknya dimumikan dengan cara berniat, bukti pertama sistem mumifikasi di zaman kuno terkecuali Mesir.

Membuka Misteri Mumi Frankenstein di Skotlandia


Kerangka wanita dewasa di Cladh Hallan. Rahang bawah, tulang lengan serta paha datang dari jasad yang berlainan.

Bukti penggabungan mumi
Bukti mumifikasi ini terdapat pada bagaimanakah seluruhnya tulang pada ke-2 mayat itu masih tetap “terhubung” atau di posisi yang sama juga dengan semasa mereka hidup. Urat daging serta kemungkinan kulit masih tetap menempel keduanya saat mereka dikuburkan.

Umur karbon dari lingkungan di seputar kerangka itu tunjukkan bahwa mayat itu dikuburkan 600 th. sesudah mereka wafat. Untuk menghindar mayat membusuk sesudah saat yang lama itu, mereka pasti dengan berniat diawetkan, tak seperti bangkai binatang yang dikuburkan ditempat itu, dilewatkan membusuk serta terurai.

Pergantian mineral di susunan luar tulang-tulang tunjukkan bahwa mereka dikuburkan di lingkungan yang berbentuk asam, seperti yang diketemukan di rawa gambut. Paparan pada gambut itu sepanjang satu tahun atau lebih bakal mmembuat mereka jadi mumi, dengan hentikan mikroba untuk menguraikan mayat yang pada dasarnya sama juga dengan sistem penyamakan pada kulit binatang.

Tulisan kuno menyebutkan bahwa sistem pembalseman dikerjakan pada zaman prasejarah Eropa, tidak cuma di Mesir. Juga sebagai misal, filsuf kuno asal Yunani, Poseidonius, menulis pada seputar 100 SM, “mengunjungi Gaul serta mencatat bahwa orang kuno Eropa (Celts) membalsemi kepala korban mereka dalam minyak cemara serta menyimpannya di peti, ” tutur peneliti Mike Parker-Pearson, seseorang arkeolog di University of Sheffield di Inggris.

Anehnya, kerangka mayat pria terbagi dalam tulang-tulang tiga orang yang tidak sama, yang terbagi dalam batang badan serta tungkai seseorang pria, tengkorak serta leher pria yang lain, serta rahang bawah dari mayat yang lain, kemungkinan seseorang wanita.

Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa penemuan mayat ini serupa Frankenstein (kombinasi dari sebagian mayat) dengan mengkaji kerangkanya – misalnya, bukti radang sendi tampak pada tulang leher, tetapi tak pada semua tulang belakang, tunjukkan bahwa kerangka itu datang dari mayat yang lain.

Serta, rahang bawah giginya masih tetap utuh, sesaat rahang atas nyaris semua giginya telah tanggal, serta keadaan gigi rahang bawah tunjukkan bahwa gigi-gigi itu pernah berhubungan dengan rangkaian gigi di rahang atasnya, yang nampaknya datang dari seseorang pria yang lain.

Untuk tahu apakah kerangka wanita juga adalah suatu paduan, beberapa peneliti mengkaji DNA kuno dari tengkorak, rahang bawah, lengan atas kanan serta tulang paha kanan. Hal itu temukan bahwa rahang bawah, tulang lengan serta tulang paha seluruhnya datang dari orang yang tidak sama. Data dari tengkorak tak memberikan keyakinan. (Anehnya, dua gigi depan rahang atasnya dicabut serta diletakkan di ke-2 tangannya.)

Paduan itu nampaknya disusun pada 1260 SM serta 1440 SM, sesaat paduan ke-2 disusun pada 1130 SM serta 1310 SM. “Ada kesamaan, tetapi kemungkinan dengan cara statistik tunjukkan bahwa mereka disusun pada masa yang tidak sama, ” tutur Parker-Pearson.

Walau paduan sisi badan yang serupa Frankenstein mungkin saja tak disengaja, “Bukti ke-2 bikin hal itu terlihat seperti disengaja, ” tambah Parker-Pearson. Mumifikasi mulai dikerjakan di Inggris pada 1500 SM “pada saat dimana kepemilikan tempat – umumnya lebih komunal serta bukanlah pribadi – ditandai dengan system konstruksi tempat bertaraf besar, ” tutur Parker-Pearson pada LiveScience.

“Hak punya atas tempat tergantung pada klaim leluhur, jadi mungkin saja dengan “menanam” leluhur mereka adalah suatu bentuk yang mirip dokumen sah pada zaman prasejarah. ”

“Menggabungkan sisi lain dari badan leluhur jadi satu orang bisa tunjukkan penggabungan keluarga serta garis keturunan mereka yang tidak sama, ” tambah Parker-Pearson. “Mungkin ini adalah suatu awal untuk membuat kompleks perumahan yang ditinggali oleh banyak keluarga yang tidak sama. ”

Mumi? Inggris?
Saat tulang-tulang itu diketemukan pertama kali, Parker-Pearson mengaku, “Beberapa arkeolog memanglah skeptis, ” lantaran mumifikasi di Inggris Masa Perunggu tidak sering di ketahui. Bahkan juga Parker-Pearson pernah sangsi bakal penemuan itu, hingga dia malas pelajari tulang-tulang itu. “Namun mulai sejak itu, kami menerapkan suatu cara ilmiah, yang mana analisa DNA kuno yaitu yang teranyar, ” katanya.

“Bersama dengan bukti arkeologis dari penggalian, hasil analisa itu temukan bukti tak terbantahkan perihal mumifikasi serta penggabungan lagi mayat. ”

“Saya rasa itu tak terkait sekalipun dengan Mesir kuno atau peradaban yang lain yang jauh, ” tutur Parker-Pearson menuturkan penemuannya. “Mumifikasi cukup gampang dikerjakan sendiri, serta dengan cara mengagetkan sudah banyak digunakan dalam taraf kecil, dalam orang-orang tradisional di semua dunia di era ini. ”

Jadi, pemikiran bahwa praktek mumifikasi yang dikerjakan bangsa Mesir menebar ke tempat lain telah tak diakui kian lebih 50 th. waktu lalu.

“Oleh karenanya, hasil itu betul-betul merubah pemikiran kita perihal perlakuan mayat yang dikerjakan pada zaman prasejarah Inggris, ” tutur Parker-Pearson. “Arkeolog yang lain saat ini bisa mengidentifikasi misal sama lantaran pintu ke arah situ telah terbuka – yang pada awal mulanya tak pernah terpikirkan. ”

Juga sebagai misal, dua kerangka yang dikira mumi manusia dari Down Farm di Dorset yang digali oleh Martin Green pada 2009, bahkan juga ada lubang bor di tulang-tulang panjang mereka, tunjukkan bahwa tungkai mereka memanglah diikat keduanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar