Senin, 22 Desember 2014

Mitos batu keramat 'Watu Sumanti' di Manado

Mitos batu keramat 'Watu Sumanti' di Manado

Mitos batu keramat 'Watu Sumanti' di Manado - Batu Sumanti adalah salah satu tempat wisata budaya yang terdapat di Kelurahan Tikala Ares, Kecamatan Tikala, Manado. Dari pusat Kota, tempat wisata punya leluhur bangsa Minahasa ini bisa ditempuh sepanjang lebih kurang 15 menit memakai angkutan kota.

Konon, menurut mitos warga, batu yang dikeramatkan itu selalu tumbuh jadi semakin besar tiap-tiap tahunnya. Ada pas di depan pekarangan suatu bangunan tua, website budaya ini sudah dipagari dengan bahan stainless steel.

Tampak sebagian batu yang berjejer seperti tertancap dalam tanah serta tiga buah batu pipih di sekelilingnya. Pada saat-saat spesifik, tempat ini didatangi oleh beberapa peziarah dari dalam ataupun luar daerah. Mereka sering membawa sesajen yang ditempatkan diatas batu pipih. Bau kemenyan serta dupa masih tetap bakal merasa selesai mereka lakukan ritual.

Tidak banyak info yang didapat di tempat ini karena tidak ada penjaganya. Mujur, tulisan pada prasasti yang ada di tempat website cukup banyak berikan penjelasan.

Batu Sumanti datang dari kata watu yang berarti batu, santi berarti pedang, serta sumanti berarti memainkan pedang. Jadi, batu Sumanti berarti tempat untuk memainkan pedang.

Zaman dahulu, batu Sumanti di kenal dengan sebutan batu Pa'lalesan atau Pa'lenasan, yang berarti batu tempat ziarah atau batu suci. Saat ini batu Sumanti adalah website budaya serta juga sebagai obyek wisata budaya.

Pada zaman Minahasa purba, batu Sumanti adalah tempat untuk lakukan ritual rumuru. Rumuru datang dari kata ruru yang berarti tepi. Jadi, rumuru berarti meminggirkan. Ritual rumuru mempunyai tujuan untuk mengusir, memisahkan atau keluarkan orang yang punya maksud jahat (tou lewo, reges lewo), atau untuk mengusir wabah penyakit (angin jahat) dari lokasi pemukiman.

Kehadiran batu Sumanti yaitu juga sebagai sinyal pendirian wanua (desa) baru serta umumnya di dekat batu senantiasa ditempatkan 'rerumetaan' atau persembahan pada Opo Empung atau Opo Ririmpuruan (Tuhan).

Di seputar batu Sumanti umumnya ada tanah yang dimaksud Lezar Um Banua, yang berarti tanah negeri. Tanah dalam artian Lezar Um Banua inilah yang lalu dihuni serta jadi pemukiman awal di kota Manado. Pemukiman pertama yang berdiri di Manado yaitu wanua Ares ; waktu itu ibu kotanya yaitu Tikala, serta sekarang ini sudah jadi salah satu Kecamatan di kota Manado, yakni Kecamatan Tikala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar